Pages

Tampilkan postingan dengan label fiksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fiksi. Tampilkan semua postingan

Review J-Drama: Beni Sasu Life

 Mendobrak stereotip maskulinitas lewat kosmetik

 


Pemeran

Ryusei Onishi as Masato Hojo
Hiroe Igeta as Yoriko Minamoto
Sou Matsushima as Kazuma Hojo
Dayu Koume as Hayao Hojo
Ryusei Fukada as Hikaru Yamaki
Ei Morisako as Konatsu Adachi
Dan para pemeran lainnya


Ringkasan Cerita

Beni Sasu Life merupakan salah satu mini seri Jepang yang tayang pada musim panas tahun 2023 di NTV. Bercerita tentang Masato Hojo, pemuda berusia 22 tahun yang saat ini berstatus sebagai mahasiswa tahun keempat. Dia dijuluki kirakira Masato atau "Masato yang berkilauan" karena rajin dan terampil menggunakan make up. Dia merupakan anak seorang pengusaha kosmetik besar tetapi memiliki cita-cita mendirikan bisnis kosmetik sendiri.

Sebelum merealisasikan impiannya, Masato bertemu dengan seorang cewek berwajah polos alias bare face, Yoriko Minamoto. Yoriko adalah seorang peneliti berusia 29 tahun yang bekerja di kampus Masato. Keduanya bertemu pertama kali dengan cara yang "tidak biasa". Dari insiden itulah mereka dipertemukan kembali sebagai rekan kerja di Pegasus Cosmetics, perusahaan milik ayah Masato dan kemudian mendirikan bisnis kosmetik khusus pria bersama-sama.
 

Review

Drama berdurasi kurang lebih 23 menit dan berjumlah 10 episode ini menyuguhkan tema bisnis start up hingga cinta segitiga. Tidak lupa disisipi isu-isu gender seperti kesetaraan perempuan, pelecehan seksual, dan mendobrak stereotip maskulinitas. Cukup fresh untuk drama Jepang.


Sementara dari sisi bisnis, alurnya cukup seru tapi masuk akal. Mulai dari perencanaan, strategi, pembiayaan, pemasaran, hingga keberhasilan langkah demi langkah beserta rintangannya. Saya rasa relateable dengan dengan yang dialami para pebisnis pemula yang hidup di era digital. Di sini penonton juga akan mendapat ilmu baru melalui strategi mereka.


Pergerakan alurnya pas, tidak bertele-tele meski premis utama baru diketahui saat episode kedua. Episode pertamanya full dipakai untuk perkenalan, tentang siapa saja yang terlibat dengan Masato.


Drama ini juga membuat kita melihat perspektif lain mengenai make up. Stereotip kuno bahwa laki-laki tidak seharusnya memakai make up telah dibantah. Pesan lain yang juga tersirat adalah laki-laki tidak harus tampil atau punya image macho. Hal terpenting yang wajib dimiliki laki-laki adalah membuktikan perkataannya.


Untuk akting para pemain, saya rasa tak perlu diragukan lagi. Meski didominasi oleh aktor dan aktris muda, mereka sudah memiliki banyak pengalaman di drama lainnya. Akting mereka sukses membuat saya geregetan sekaligus bersimpati. Terutama pada empat tokoh inti, yaitu Masato yang punya sifat tertutup, Yoriko yang blak-blakan, kakak laki-laki Masato yang hidupnya penuh dilema, dan ayah Masato yang penuh ambisi dan menghalalkan segala cara untuk bersaing. Selain itu, saya juga suka tampilan drama ini karena sangat jernih, khas drama-drama Jepang keluaran terbaru.


Namun kekurangannya, ada beberapa hal yang sampai akhir cerita hanya diketahui satu pihak, dan tidak diberitahukan kepada pihak lain. Contohnya kilas balik mengenai cewek cinta pertama Masato yang dijumpainya kala ibunya meninggal dunia, dan perasaan cinta terpendam kakak laki-laki Masato. Menurut saya, karena latar pendidikan dan pekerjaan Yoriko adalah peneliti, seharusnya ada adegan Yoriko mempelajari kandungan-kandungan kosmetik, bukan hanya cara memakainya. Mungkin karena durasi yang terbatas pikir saya. Selain itu, adegan BL tipis-tipisnya juga agak sedikit memaksa, hehehe. Tapi akting si pemain bagian ini pun natural, kok.

Penutup

Overall, drama ini memang sangat bagus dari sisi pengetahuan maupun hiburan. Recommended untuk ditonton mulai usia 15 tahun ke atas. Adegan BL tipis-tipisnya tidak berpengaruh apa pun terhadap perkembangan alur cerita.


Rating 8.5 dari 10 untuk drama Beni Sasu Life.

0

[Book Review] KITCHEN karya Yoshimoto Banana

 

Ketika Kebahagiaan Ditemukan di Dapur Kesayangan

 


 

 

Opening

Apa yang terlintas di benak kalian ketika mendengar kata 'dapur'? Memasak? Hidangan? Kompor? Adonan? Wajan? Atau tempat yang wajib dikunjungi kaum perempuan? Semua itu mungkin sering kita temuai dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, pernahkah kalian menjadikan dapur sebagai tempat favorit hingga tempat self-healing?

Nah, buku Kitchen karya Yoshimoto Banana ini memang bercerita tentang dapur. Namun, sang penulis memberikan perspektif lain. Buku ini merupakan karya debut Yoshimoto Banana yang terbit tahun 1988 di Jepang dan telah meraih banyak penghargaan. Kemudian diadaptasi menjadi film pada tahun 1989 di negaranya sendiri, dan tahun 1997 di Hong Kong. Fakta menarik lainnya, buku ini telah diterjemahkan di lebih dari 30 negara, dan pernah dibaca oleh idola kenamaan Korea Selatan, RM BTS.

 

Film Kitchen, 1989


 

Di Indonesia sendiri, buku ini diterbitkan tahun 2021 oleh Penerbit Haru. Buku setebal 223 halaman ini memuat dua novelet alias novel pendek. Novelet pertama berjudul Kitchen—yang dijadikan judul buku. Sementara yang kedua berjudul Moonlight Shadow—yang juga sudah pernah difilmkan tahun 2021 di Jepang.

 

Film Moonlight Shadow, 2021

 

 

Ringkasan Isi Buku

Kitchen menceritakan tentang Sakurai Mikage yang menjadi sebatang kara usai ditinggal mati neneknya. Sampai beberapa hari kemudian, ia selalu tak sengaja tidur di dapur. Ia lalu dipungut keluarga Tanabe dan tinggal di apartemen mereka. Mikage jatuh cinta dengan dapur keluarga itu dalam pandangan pertama.

Di kediaman Tanabe, Mikage tinggal bersama Yuichi—juniornya di kampus, dan Eriko—ibu Yuichi yang sebenarnya adalah ayahnya. Saking cintanya kepada dapur, Mikage selalu memasak dengan hati bahagia. Hal itu dilakukannya hingga ia meninggalkan keluarga Tanabe untuk pindah ke apartemen baru. Mikage bahkan menemukan minat dan pekerjaan baru yang berhubungan dengan dapur.

Sementara Moonlight Shadow memiliki tokoh utama bernama Satsuki. Usianya baru 20 tahun. Tetapi harus menelan kepedihan mendalam atas kematian kekasihnya, Hitoshi. Untuk mengatasi rasa sedihnya, Satsuki melakukan jogging melintasi jembatan sejak sebelum matahari terbit. Hal itu ia lakukan selama dua bulan pasca kematian Hitoshi. Hingga pada suatu hari, ia bertemu perempuan misterius bernama Urara. Perempuan itu memberi tahunya perihal tontonan seratus tahun sekali yang akan terjadi di jembatan itu.

Kemudian ada tokoh lain bernama Hiiragi. Ia adalah cowok berusia 18 tahun dan merupakan adik Hitoshi. Hiiragi kehilangan kakak dan kekasihnya—Yumiko—sekaligus. Untuk mengenang Yumiko, ia memutuskan mengenakan seragam pelaut milik kekasihnya itu saat ke sekolah.

 

Review

Kedua cerita dalam buku Kitchen sesungguhnya memiliki tema yang sama, yakni perasaan sedih. Hanya saja, para tokoh menggunakan cara yang berbeda untuk mengobati perasaan tersebut. Tidak hanya mengobati, tetapi juga tidak malu-malu mengakui dan memvalidasi kesedihan itu. Baik Kitchen maupun Moonlight Shadow, semuanya ditulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Gaya penulisannya sederhana, tidak bertele-tele, dan tidak lupa diselipkan kalima-kalimat bermajas. Latar suasana pendukung pun menjadikan narasinya terasa indah dan tidak membuat pembaca bosan.

Para tokoh juga saling berbagi kisah sedih tanpa ada kesan adu nasib demi mendukung dan menguatkan satu sama lain. Mereka memiliki karakter yang kuat dan unik sehingga mudah diingat pembaca.

Novelet Kitchen sendiri terdiri dari dua bagian. Bagian pertama dimulai sejak Mikage kehilangan neneknya hingga tinggal di kediaman keluarga Tanabe, sedangkan bagian kedua bercerita tentang kehidupan Mikage setelah ia pindah ke apartemen baru. Alurnya dibuat maju-mundur tapi terstruktur. Akan tetapi, tidak ada adegan kilas balik yang menceritakan kedekatan Mikage dengan neneknya. Hanya ditulis di beberapa narasi. Juga, kalimat yang menekankan bahwa "Eriko adalah ibu Yuichi tapi sebenarnya adalah ayahnya" ditulis berulang-ulang dan sedikit mengganggu.

Moonlight Shadow dibuka dengan adegan kilas balik yang terjadi empat tahun lalu. Yaitu saat hubungan Satsuki dan Hitoshi dimulai. Setelah itu barulah dipaparkan keadaan Satsuki pada masa sekarang, pertemuannya dengan Urara, hingga komunikasinya dengan Hiiragi yang masih terjalin erat dan selalu menguatkan satu sama lain. Moonlight Shadow memiliki unsur cerita yang lengkap—alur maju-mundur dan profil para tokohnya digambarkan secara detail tapi tidak berlebihan. Hanya saja, saya kurang puas dengan penyelesaiannya. Karakter Urara pun saya nilai sedikit aneh untuk kehidupan tahun 80-an. Memang unik, tetapi seperti datang dari masa depan.

 

Closing

Saya mengetahui keberadaan buku ini pertama kali pada saat menonton drama Jepang yang tayang tahun 2015. Maka dari itu, saya sangat menantikannya terbit di Indonesia. Penantian saya berbuah manis sebab isi bukunya sangat bagus dan sarat akan pesan moral. Buku ini sangat recommended untuk berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga lanjut usia.

Saya beri rating 9.3 dari 10 untuk Kitchen.

0

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com